Bunda, Jangan Suka Bentak Anak ya.. Coba Cara Ini Agar Buah Hati Patuh Tanpa Harus Kena Bentak

Bunda, Jangan Suka Bentak Anak ya.. Coba Cara Ini Agar Buah Hati Patuh Tanpa Harus Kena Bentak

Baca Juga

Setiap orang tua pasti punya cara tersendiri bagaimana merawat dan mendidik anak-anaknya. Sayangnya, tidak sedikit orang tua yang melakukannya dengan cara yang salah sehingga berdampak buruk pada si anak.



BACA JUGA: Bukannya Pembatal Atau Dilarang Saat Puasa, Tapi Ini Hukumnya Makruh. Hati-hati Dengan Nomor 2!

Seperti halnya membentak. Bunda, sebenarnya bentakan itu tidak perlu karena itu semua kita lah yang memulai dan mengajarinya. Padahal anak bisa patuh tanpa harus kena bentak. Salah satunya dengan mengikuti cara berikut ini yang dikutip dari vemale.


1. Sebut namanya dengan baik dan lembut

Pikiran anak-anak sering tidak fokus. Banyak hal yang bisa dipikirkan, mulai dari soal teman-temannya, sekolah, dan hal-hal lainnya. Untuk mendapatkan perhatian anak, sebutkan dan panggil namanya dengan nada positif dan biasa. Akan butuh waktu beberapa saat sampai Umi bisa mendapat perhatian anak sepenuhnya. Di sini Umi memang harus bisa benar-benar bersabar. Saat perhatian anak sudah Umi dapatkan, baru Umi sampaikan pesan yang ingin Umi berikan pada anak.

2. Jangan gunakan kata yang kasar

Sebisa mungkin hindari penggunaan kata jangan,tidak boleh, dan sejenisnya. Agar anak merasa percaya diri dan nyaman, Umi perlu menggunakan kata-kata yang positif. Jelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh anak. Misalnya, “Tolong bawa piring-piring kotor ini ke bak cucian, ya. Terima kasih.” Hindari menggunakan kata atau nama panggilan yang membuat anak tak nyaman.

3. Lakukan kontak mata

Dekati anak, usahakan posisi sejajar dengannya (Umi bisa menunduk atau berjongkok), lalu tatap matanya. Tapi jangan terlalu terlihat mengancam. Cara ini untuk memastikan Umi menaruh perhatian sepenuhnya saat berkomunikasi dengan anak. Anak-anak pun akan lebih nyaman saat orang tua yang mengajaknya bicara berada dekat dengannya.

4. Bersikap Asertif

Asertivitas merupakan suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Ketika Umi berkomunikasi dengan anak, Umi perlu bersikap asertif. Gunakan kalimat dan nada yang jelas, positif, dan padat. Sebagai contoh, “Setelah selesai membereskan mainan, Adik boleh nonton TV atau main di luar.” Jelaskan pada anak soal apa yang harus mereka lakukan, apa alasan mereka, dan bagaimana mereka bisa menyelesaikannya.

Satu lagi yang harus Umi perhatikan saat berkomunikasi dengan anak adalah perasaan atau mood yang sedang ia rasa. Di sini Umi memang harus lebih peka dan hati-hati. Apakah anak sedang lelah, marah, kecewa, cemas, atau mengkhawatirkan sesuatu, perhatikan raut wajahnya. Sebisa mungkin jangan menghakimi anak. Posisikan diri Umi sebagai orang tua yang akan membantu mereka mengatasi masalahnya. Sehingga komunikasi bisa lebih diterima.

Berbicara pada anak memang sangat berpengaruh terhadap mental, emosi dan sikap anak nantinya. Namun tindakan itu memerlukan teknik dan meode khsus. Semoga saja apa yang bunda lakukan akan berdampak baik bagi si buah hati..

Related Posts

Bunda, Jangan Suka Bentak Anak ya.. Coba Cara Ini Agar Buah Hati Patuh Tanpa Harus Kena Bentak
4/ 5
Oleh